Do’s & Dont’s| Usability Testing Bagian 3
Pada artikel yang lalu kita sudah bahas cara untuk mempersiapkan usability testing. Setelah checklist persiapan selesai semua, step berikutnya adalah melakukan bagian sesi interview-nya dengan partispanmu.
Pada artikel kali ini kita akan membahas lebih detail mengenai do’s and dont’s dalam melakukan usability testing.
Hal-Hal yang Harus Dilakukan
Berikut ini adalah hal-hal yang harus kamu lakukan saat melakukan sesi usability testing dengan partisipanmu.
1. Cari Cerita
Selalu gali cerita dari partisipan, coba minta partisipan untuk menceritakan kejadiannya dari sudut pandang mereka.
Salah satu caranya adalah dengan meminta contoh pengalaman mereka. Hal ini bisa membuat partisipan menjelaskan jawabannya. Sehingga kita lebih memahami maksud yang ingin disampaikan
2. Dengarkan dengan Tulus
Tunjukkan pada partisipan bahwa kamu benar-benar tertarik dengan cerita mereka. Berikan partisipan perhatian penuh saat mereka sedang menjawab pertanyaan interview dengan bercerita walaupun kadang mungkin tidak langsung straight to the point.
3. Pertanyaan Terbuka
Selalu tanyakan pertanyaan terbuka agar kamu bisa mendapatkan jawaban yang luas dan insight lebih dalam dari partisipan. Contohnya:
- Coba ceritakan pengalamanmu ketika membeli barang di e-commerce!
- Apa saja yang menjadi pertimbanganmu dalam memilih suatu barang?
- Apa kesulitan yang biasanya kamu temui ketika belanja di e-commerce?
Kalau kita menanyakan pertanyaan seperti ini, partisipan tidak akan hanya menjawab iya/tidak, melainkan akan menjelaskan user journey yang dihadapi saat ini.
4. Stay curious
Selalu follow up cerita partisipan, agar membuat percakapan tetap berlanjut sampai kita memahami sudut pandang partisipan. Kamu bisa gunakan salah satu metode untuk menggali cerita, yaitu metode 5 why. Pada metode ini dipercaya setelah menanyakan 5 kali mengapa, kamu akan sampai pada akar dari suatu masalah.
5. Meminta Izin Merekam
Ini adalah kode etik wawancara, peserta memiliki hak untuk mengetahui dan harus menyadari bahwa wawancara yang dilakukan sedang direkam untuk tujuan apa.
6. Jaga Kontak Mata di Level yang Sama
Jika interviewer duduk terlalu rendah, partisipan harus selalu membungkuk saat berbicara. Sedangkan jika terlalu tinggi, partispan akan selalu mendongak. Hal ini terkesan sepele namun bisa membuat partisipan merasa tidak nyaman. Penting untuk menjaga kontak mata pada ketinggian mata yang sama agar partisipan lebih nyaman.
Hal yang Harus Dihindari Selama Wawancara
Setelah mengetahui hal-hal yang harus dilakukan, sekarang kita bahas lebih lanjut mengenai hal-hal yang perlu untuk dihindari. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut.
1. Jangan Menerima Panggilan Telepon
Main handphone maupun menerima telepon akan menggangu jalannya sesi interview. Hal ini akan membuat partisipan merasa kurang dihargai. Sebaiknya ketika sesi interview, handphone dimatikan atau di-set ke airplane mode.
2. Jangan Memotong Pembicaraan
Memotong pembicaraan akan membuat partisipan merasa kurang dihargai. Biarkan partisipan berecerita/menjelaskan sampai selesai.
3. Hindari Yes/No Questions
Hindari pertanyaan yang menjurus ke jawaban Iya/Tidak.
Contohnya seperti berikut:
“Apakah kamu suka apps ini karena desainnya?”
Sebagai gantinya kamu bisa bertanya seperti ini:
“Coba ceritakan kenapa kamu suka dengan aplikasi ini? Hal apa dari aplikasi ini yang menarik buatmu?”
4. Jangan Langsung Menyimpulkan
Sebagai interviewer mungkin kita sudah punya asumsi-asumsi mengenai suatu desain, apalagi ketika kamu sudah melakukan beberapa kali interview dalam suatu projek UT. Sangat mungkin ketika kamu sudah berasumsi untuk menanyakan pertanyaan yang malah mengarahkan opini.
Contoh pertanyaan yang mengarahkan adalah seperti ini:
“Jadi kamu kesulitan menggunakan aplikasi ini karena letak hamburger menu-nya ada di kiri ya? Gak seperti di kebanyakan aplikasi yang hamburger menu-nya ada di kanan?”
Hal ini membuat partisipan yang tadinya tidak berpikir seperti itu jadi terpengaruh. Jadi kita tidak mendapatkan insight yang murni.
5. Hindari Penyebutan Nama Organisasi
Sebisa mungkin datang ke partisipan dengan White Label, agar tidak mempengaruhi jawaban yang akan mereka berikan jika kita menyebutkan nama brand atau merek tertentu.
TLDR
Dalam melakukan interview, penting untuk menggali cerita dan mendengarkan partisipan dengan tulus. Kita juga harus menjaga partisipan agar merasa nyaman supaya dapat memberikan insight yang lebih maksimal.
Penting juga menghindari untuk langsung berasumsi agar pertanyaan yang kita ajukan selalu netral. Hindari juga hal-hal yang membuat partisipan merasa tidak nyaman, seperti menerima telepon, memotong pembicaraan, atau menyebutkan nama organisasi.
Dengan melakukan hal-hal teresebut sesi interview akan berjalan dengan lebih efisien dan fokus, sehingga insight yang didapatkan akan lebih banyak lagi.