Perencanaan dan Persiapan | Usability Testing Bagian 2
Pada artikel sebelumnya kita sudah membahas pengertian dari usability testing; sebuah metode validasi yang dapat diandalkan karena melibatkan user langsung dalam prosesnya. Melalui UT kita bisa mendapatkan insight dan findings yang berguna untuk mengembangkan desain produk kita, agar lebih tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan user.
Pada artikel ini kita akan bahas lebih detail mengenai bagaimana mempersiapkan sebuah usability testing.
Perencanaan Usability Testing
Langkah paling penting untuk membuat sebuah usability testing yang sukses dimulai dengan membuat testing plan-nya dulu. Jika kamu langsung melakukan testing tanpa persiapan, hasil yang kamu dapat jadi kurang fokus dan akhirnya menjadi gak efisien.
Berangkat dari pengalaman pribadi saya dalam melakukan usability testing, berikut adalah langkah-langkah yang biasanya saya lakukan sewaktu membuat UT planning.
Menentukan Scope & Goal Usability Testing
Setiap produk pasti memiliki room for improvement-nya masing-masing. Ketika ingin mengadakan UT, mungkin saja ada banyak list of concerns dan problems yang ingin diselesaikan dalam satu kali UT. Hal ini umum sekali terjadi, apalagi karena proses UT cukup ribet dan makan resources yang banyak. Namun perlu disadari, melakukan UT yang besar untuk testing banyak flow dan fitur sekaligus, gak mungkin efektif.
Waktu untuk melakukan UT biasanya gak lama, sekitar 1–2 jam. Diatas itu orang biasanya udah gak fokus lagi dalam melakukan UT. Oleh karena itu supaya waktu interview-nya tetap efektif, biasanya per UT yang di-test adalah 1 flow atau 1 fitur besar saja.
Sebagai contoh, misalnya produk yang akan kita test adalah sebuah website E-commerce. Nah, E-commerce itu punya beberapa flow besar, misalnya: product discovery, payment feature, delivery feature, review feature, dan sebagainya. Biasanya tema UT nya diambil dari salah satu dari flow besar ini.
Misal dari product discovery flow, yang bisa kita bisa test adalah:
- Bagaimana user dalam menggunakan sistem search;
- Bagaimana user menggunakan filter,
- Tampilan produk seperti apa membantu user dalam mencari produk
Menentukan Kriteria Partisipan
Ketika scope sudah ditentukan, next step-nya adalah menentukan partisipan untuk testing plan tersebut. Yang butuh dilakukan dalam menentukan partisipan adalah define dulu kriterianya seperti apa. Biasanya kita bisa jadikan target market dari produk kita sebagai benchmark. Berikut ini checklist dalam menentukan kriteria partisipan;
- Range umur
Untuk clustering partisipan, kita bisa tentukan berdasarkan umur.
Misalnya:
- Anak kuliahan, usia 18–22 tahun
- First jobber, usia 23–27 tahun. - Social Economy Status (SES)
Tentukan hal ini dari besarnya penghasilan partisipan dalam sebulan, atau pengeluarannya dalam sebulan.
Misalnya:
Untuk SES B atau menengah, biasanya pengeluarannya sekitar 5–10 juta per bulan. - Lokasi
Lokasi bisa ditentukan dari dimana partisipan tinggal atau bekerja.
Misalnya:
Seseorang yang kantornya di Jakarta, biasanya bertempat tinggal di area Jabodetabek. - Behaviour Khusus
Ini adalah kebiasaan yang dilakukan user yang bersinggungan dengan barang atau servis yang ditawarkan oleh produk kita.
Misalnya:
Kita melakukan test untuk aplikasi asuransi, maka yang perlu dicari adalah partisipan yang pernah membeli produk asuransi.
Setelah menentukan kriterianya, kamu bisa mulai untuk mencari partisipan yang sesuai. Untuk menemukan partisipan ada 2 cara yang bisa di lakukan, membuat online survey (melalui google form atau survey monkey) dan disebar di social media, atau kamu juga bisa tanya langsung ke teman atau kerabat yang sesuai dengan kriteria. Pastikan semua orang yang menjadi partisipan bukanlah orang-orang yang terlibat dalam pembuatan produk untuk menghindari pendapat yang bias.
Membuat Skenario UT
Skenario adalah hal yang penting dalam sebuah UT. Dengan adanya skenario, kita sebagain interviewer jadi punya guide untuk menjalankan sesi testing-nya. Berikut ini adalah langkah-langkah membuat skenario UT;
- Define Tasks yang Akan Dilakukan
Untuk menentukan task apa saja yang akan dilakukan user, kita bisa bagi dari scope UT-nya.
Contohnya:
Jika scope UT-nya adalah product discovery, task-nya bisa memastikan apakah user bisa pakai fitur filter, search, dan sort? - Tentukan Steps yang Dilalui untuk Menyelesaikan Tasks
Petakan journey yang akan dilalui oleh users untuk menentukan steps yang user lalui.
Contohnya:
Goal dari task adalah user bisa menggunakan sistem pencarian. Steps yang harus dilalui user adalah:
- Klik search bar area
- Mengetik keyword pencarian,
- Kemudian memahami dan mencari barang dari search result - Membuat Discussion Guide
Kamu harus membuat sebuah skenario cerita untuk mengarahkan user agar lebih relatable dalam menggunakan produknya.
Misalnya: kita mau test product discovery di dalam sebuah e-commerce,
Kita bisa buat background story seperti ini:
“Dompet kamu rusak, sehingga kamu ingin membeli dompet baru sebagai penggantinya. Coba temukan dompet kulit yang dijual di e-commerce ini!”
Membentuk Tim Interviewer
Hal terakhir yang harus kamu persiapkan adalah tim yang akan melakukan interview dengan para partisipan. Team yang dibutuhkan dalam UT ada yang sifatnya mandatory atau harus ada, ada juga yang bersifat tambahan saja. Anggota tim yang harus ada adalah; fasilitator yang memimpin jalannya interview; dan notetaker yang harus mencatat insight dari hasil interview. Sedangkan yang gak wajib adalah observer. Berikut ini adalah job desc yang harus dipegang oleh tim interviewer.
- Fasilitator
Yaitu adalah orang yang memimpin jalannya interview. Hal-hal yang harus dilakukan fasilitator:
- Memimpin interview
- Menanyakan pertanyaan interview
- Ketika partisipan menjawab, fasilitator harus menggali insight lebih dalam dari jawaban partisipan tersebut
- Kemudian karena fasilitator yang memimpin jalannya interview, fasilitator harus mempersilahkan anggota tim lain untuk bertanya - Notetaker
Yaitu orang yang mencatat insight dari sesi interview. Yang harus dilakukan notetaker adalah:
- Mencatat insight dan finding dari interview
- Membantu fasilitator untuk menggali insight lebih dalam dengan mengajukan pertanyaan saat diundang fasilitator - Observer
Ini biasanya orang diluar dari tim riset, biasanya datang dari pihak atau department yang terlibat didalam scope UT. Perlu diingatkan kepada Observer, bahwa mereka hanya boleh mengamati jalannya sesi interview, gak boleh memotong sesi interview di tengah jalan. Observer boleh bertanya saat di undang oleh fasilitator.
TLDR
Testing plan adalah kunci dari UT yang sukses. Kamu perlu menentukan scope UT-mu, memilih partisipan yang akan kamu undang, membuat skenario yang berguna sebagai guide-mu dalam melakukan UT, serta menentukan tim interviewer-mu agar proses UT berjalan dengan lancar.
Dengan membuat perencanaan terlebih dahulu, UT yang diadakan jadi lebih fokus dan efisien, sehingga insight yang didapatkan akan lebih tepat. Hasil insight inilah yang akan berguna untuk memaksimalkan desain produkmu agar lebih sesuai kebutuhan user-nya.