Menentukan Metode UX Research yang Tepat
Di dalam dunia UX research ada banyak metode yang bisa kamu gunakan. Dalam pengalaman pribadi saya saking banyaknya metode research, begitu dihadapkan dengan sebuah problems malah jadi bingung harus pakai metode yang mana. Semua metode terlihat bisa menjawab masalah, tapi metode mana yang yang sebenarnya paling efektif dan tepat?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka kita bisa lihat sedang berada di tahap manakah kita pada sebuah design cycle saat melakukan research ini?
Discovery
Ini adalah tahap dimana kita perlu memahami apa kebutuhan user. Tahap discovery ini sangat penting dilakukan sebelum membuat fitur atau produk baru, agar kita mengetahui apakah project yang akan kita bangun ini masuk akal dan dibutuhkan oleh user atau tidak.
Yang dapat dilakukan dalam tahap discovery adalah:
- Melakukan field study
- Meng-interview users
- Menjalankan diary study untuk mempelajari behaviour users
- Mewawancarai stakeholders untuk memahami kebutuhan dari bisnis
- Mewawancari tim sales dan customer services untuk memahami voice of the users
- Melakukan desk study dan benchmarking dengan produk kompetitor
Explore
Pada tahapan ini kita mulai mencoba untuk memahami masalah dan scope dari desain, sekaligus menentukan bagaimana cara menjawab kebutuhan users dengan tepat.
Yang bisa dilakukan pada tahap explore adalah:
- Melakukan competitive analysis
- Melakukan design review dari desain yang sudah ada
- Membuat user persona
- Membuat task analysis
- Membuat journey map perjalanan users
- Membuat prototype untuk testing (prototype clickable atau paper prototypes)
- Melakukan card sorting
Test
Pada tahap ini kita memvalidasi desain yang sudah di-develop untuk memastikan apakah desainnya sudah menjawab kebutuhan dari users.
Pada tahap test yang bisa dilakukan adalah:
- Qualitative usability testing (secara tatap muka atau remote)
- Benchmark testing
- Accessibility evaluation
Listen
Tahap ini dilakukan dengan cara mendengarkan problems yang muncul selama tahap research dalam suatu cycle design untuk memahami masalah yang ada maupun yang baru muncul. Hal ini bisa dilakukan dengan menganalisa data yang dikumpulkan dan memantau informasi yang masuk untuk mempelajari trend dan pattern.
Yang bisa dilakukan pada tahap listen adalah:
- Melakukan survey
- Melakukan analytics review
- Menganalisa data pada search-log
- Melakukan bug review
- Menganalisa pertanyaan dari Frequently-asked-questions (FAQ) atau yang paling sering ditanyakan oleh users
Tidak ada “one size fits all”
Masalahnya setiap project itu berbeda dan tahapannya sering kali tidak sama. Bisa jadi akhir dari satu cycle project adalah awal dari project berikutnya. Terus bagaimana dong cara menentukannya?
Yang terpenting bukanlah menjalankan list tahapan yang kaku atau saklek, tapi mulai dulu saja dari satu tempat sembari mempelajari lebih banyak lagi seiring dengan berjalannya waktu.
Namun jika kamu cuma bisa melakukan satu metode saja dengan tujuan untuk memperbaiki sistem yang ada, lakukan qualitative usability testing, yang merupakan metode paling efektif untuk meningkatkan usability desain.
Jika kamu tidak bisa melakukan usability testing, analisalah data users sebanyak mungkin. Tapi perlu diingat, menganalisa data saja tidak lebih baik daripada interview langsung, karena sering kali kita juga perlu mengetahui alasan dibaliknya. Pertanyaan yang kamu dapat dari hasil analisa data bisa digunakan sebagai acuan dalam qualitative usability testing.
TLDR
Dalam menentukan metode research yang tepat, kita harus melihat pada tahap apa research tersebut dilakukan. Setiap tahapan memiliki goals yang berbeda, oleh karena itu membutuhkan metode yang berbeda-beda pula.
Kadang kita sendiri pun bingung dalam menentukan ada di tahap mana kita dalam design cycle. Jika kamu cuma bisa melakukan satu kali research saja, lakukanlah qualitative usability testing, yang merupakan metode paling efektif untuk meningkatkan usability desain.